Narasi yang Sirna di Bulan Desember
Mengukir relung rindu kau dan aku.
Selaras kenangan indah mengisi pertemuan kita
Kau yang tak pernah mampu kulupa
Disaat tatapan matamu menusuk kalbu
Terpana dan terlena jiwa
Tapi kini cahaya matamu tak lagi bersinar terang
Seperti aku yang akan pamit
Tinggalkan dirimu dengan segala kenangan
Akan cinta, cita, dan masa depan
Firasatku kini jadi nyata
Tetes embun pagi ini melayang sirna
Akan narasi yang sirna di bulan desember
Titik air di kelopak sudtut
Tetes jatuh membasahi bumi
Ranting ranting patah pun jatuh berserakan
seakan menyesali kepergianku
Semoga sabda alam iba memaafkan
Dekap dan dekatlah kedamain itu
Karena di sana dapat kau lihat nuraniku
tanya...
Kapan semua itu dapat kita raih lagi..?